OJK ungkap dua bank syariah baru segera hadir, siap tantang dominasi BSI

- 19 Mei 2025 - 09:21

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa dua bank syariah baru akan segera hadir di Indonesia sebagai hasil pemisahan unit usaha syariah (spin-off). Kehadiran dua entitas baru ini diperkirakan bakal mengubah lanskap kompetisi perbankan syariah nasional, menantang dominasi Bank Syariah Indonesia (BSI), yang saat ini memimpin dengan aset lebih dari Rp400 triliun.


Fokus utama:

  1. OJK memastikan akan lahir dua bank syariah baru dari hasil spin-off unit usaha syariah milik bank konvensional.
  2. Kehadiran dua bank ini diharapkan memperkuat daya saing dan ekosistem keuangan syariah nasional.
  3. Meski belum bisa menyaingi aset BSI, dua bank baru ini diproyeksikan tumbuh pesat dalam jangka menengah.

Industri perbankan syariah nasional akan segera memasuki babak baru. Dalam waktu dekat, dua bank syariah baru siap masuk ke pasar sebagai hasil pemisahan (spin-off) unit usaha syariah (UUS) dari bank konvensional, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengungkapkan bahwa kedua bank ini akan hadir dengan skala aset yang signifikan—meski belum bisa menyamai PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), bank syariah terbesar saat ini dengan aset yang menembus Rp400 triliun pada 2024.

“Kalau kami lihat di perbankan memang untuk yang skala cukup besar, belum sebesar BSI, tapi kami harapkan dalam jangka menengahnya bisa menuju ke sana. Dalam waktu dekat ini ada dua bank,” ujar Mahendra dalam acara Sarasehan Ekonom Islam Indonesia pekan lalu.

Meski Mahendra belum bersedia mengungkap nama kedua bank tersebut, ia memastikan proses finalisasi spin-off terus berjalan dan hasilnya akan segera terlihat. “Saya nggak mau sampaikan nama dulu deh. Tapi kita harapkan bisa cepat dan kita terus finalisasi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat satu, kemudian satu lagi akan menyusul tidak lama,” tambahnya.

Langkah ini sejalan dengan target pemerintah untuk memperluas cakupan layanan keuangan syariah di Indonesia, yang hingga kini masih relatif kecil jika dibandingkan dengan total industri keuangan nasional.

Data OJK menunjukkan bahwa per Maret 2025, pangsa pasar perbankan syariah baru mencapai 7,4% dari total aset perbankan nasional—angka yang stagnan dalam beberapa tahun terakhir.

Kehadiran dua bank baru ini diharapkan bisa menjadi motor penggerak bagi akselerasi pertumbuhan industri perbankan syariah. Apalagi, BSI saat ini nyaris bermain tanpa kompetitor sepadan sejak terbentuk pada 2021 lewat penggabungan tiga bank syariah milik BUMN (BRIS, BNIS, dan BSM).

Salah satu bank besar yang tengah dalam proses spin-off ialah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN. BTN menargetkan proses spin-off UUS-nya yakni BTN Syariah rampung pada Kuartal III 2025.

BTN telah mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS). Kemudian BTN Syariah akan diintegrasikan ke dalam bank umum syariah hasil akuisisi tersebut. Selain BTN, ada juga PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) bakal melakukan spin off dengan mendirikan bank umum syariah baru bernama PT Bank CIMB Niaga Syariah.

Menurut riset dari Refinitiv, pasar keuangan syariah global diproyeksikan mencapai US$5 triliun pada 2025, meningkat signifikan dari US$3,9 triliun pada 2021. Sementara itu, Indonesia berada di posisi ke-4 dunia dalam Global Islamic Finance Report 2024, menunjukkan potensi besar yang belum tergarap optimal.

Namun, tantangan tetap ada. Perlu strategi yang matang agar bank-bank baru ini tidak hanya menjadi pelengkap statistik, tetapi benar-benar mampu menawarkan diferensiasi produk, inovasi digital, serta penetrasi ke segmen yang belum tersentuh, terutama di daerah-daerah dengan populasi muslim tinggi namun minim akses layanan syariah. ■

Comments are closed.