Superbank catat laba perdana, siap menantang bank digital lain di 2025

- 6 Mei 2025 - 08:11

PT Super Bank Indonesia (Superbank), bank digital hasil kolaborasi Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), mencatatkan laba bersih sebesar Rp251 juta pada kuartal I/2025. Ini merupakan pencapaian signifikan setelah sebelumnya membukukan rugi bersih Rp105,06 miliar pada periode yang sama tahun lalu.


Fokus utama:

  1. Superbank mencatatkan laba bersih pertama sejak peluncuran aplikasinya pada Juni 2024, menandai titik balik dari kerugian sebelumnya.
  2. Penyaluran kredit tumbuh 144,53% YoY menjadi Rp7,6 triliun, sementara total aset meningkat 125% YoY menjadi Rp14,04 triliun.
  3. Rasio BOPO turun dari 181,86% menjadi 99,85%, dan CIR menurun dari 158,19% menjadi 80,18%, menunjukkan peningkatan efisiensi operasional yang signifikan.

Setelah meluncurkan aplikasi perbankan digital pada Juni 2024, Superbank berhasil membalikkan kondisi keuangan dari rugi menjadi laba. Pendapatan bunga bersih meningkat 135,9% YoY menjadi Rp264,06 miliar, didorong oleh ekspansi nasabah digital dan penyaluran kredit yang prudent.

Manajemen Superbank menyatakan, “Pencapaian ini mencerminkan keberhasilan strategi pertumbuhan yang berfokus pada ekspansi nasabah digital, efisiensi operasional, dan penyaluran kredit yang prudent.”

Selain pertumbuhan kredit dan aset yang signifikan, Superbank juga mencatatkan peningkatan dalam dana pihak ketiga (DPK) sebesar 1.073% YoY menjadi Rp7,08 triliun, dengan deposito sebagai penopang utama yang naik 1.482% menjadi Rp5,61 triliun.

Kualitas aset juga membaik, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) gross menurun dari 4,76% menjadi 2,33%, meskipun NPL net sedikit naik dari 0,57% menjadi 0,64%.

Superbank dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini, dengan target perolehan dana sekitar US$200–300 juta dan valuasi antara US$1,5–US$2 miliar.

Namun, Presiden Direktur Superbank, Tigor M. Siahaan, menegaskan bahwa fokus utama perusahaan saat ini adalah pada integrasi sistem dan pengembangan produk, bukan pada pasar.

Superbank juga mendapatkan tambahan investasi sebesar Rp1,2 triliun dari pemegang sahamnya, yaitu Grab, Singtel, dan KakaoBank, yang akan digunakan untuk peningkatan layanan dan inovasi produk bank digital tersebut.

Meskipun mencatatkan kinerja positif, Superbank masih menghadapi tantangan dalam menjaga kualitas aset dan meningkatkan profitabilitas. Namun, dengan dukungan dari pemegang saham yang kuat dan strategi pertumbuhan yang fokus pada digitalisasi dan efisiensi operasional, Superbank memiliki prospek yang cerah di industri perbankan digital Indonesia. ■

Comments are closed.