
KB Bank (BBKP), yang sempat mencatatkan kerugian hampir Rp827 miliar pada kuartal I-2024, berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp352 miliar pada kuartal I-2025. Lompatan kinerja ini didorong transformasi menyeluruh sejak akuisisi oleh KB Financial Group asal Korea Selatan, mencakup pertumbuhan kredit sehat, perbaikan kualitas aset, hingga penguatan likuiditas.
Fokus utama:
- KB Bank mencetak laba bersih Rp352 miliar pada kuartal I-2025, pulih dari kerugian tahun lalu.
- Transformasi sejak 2021 membuahkan hasil, dengan pertumbuhan kredit yang kuat dan efisiensi operasional yang meningkat.
- Likuiditas dan kualitas aset bank mengalami perbaikan signifikan, termasuk penurunan LAR dan NPL bruto.
Setelah sempat terpuruk dengan kerugian besar tahun lalu, PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) atau KB Bank menunjukkan tanda-tanda kebangkitan serius. Pada kuartal pertama 2025, bank ini berhasil mencetak laba bersih konsolidasi sebesar Rp352 miliar—berbalik dari kerugian Rp827 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pencapaian ini bukan semata-mata hasil momentum ekonomi, melainkan buah dari program transformasi menyeluruh yang digulirkan sejak 2021, menyusul masuknya KB Financial Group (KBFG)—konglomerasi keuangan terbesar di Korea Selatan—sebagai pemegang kendali.
“Dengan dukungan penuh dari KB Financial Group, kami terus mempercepat transformasi di seluruh lini untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham serta seluruh pemangku kepentingan,” ujar Direktur Utama KB Bank, Woo Yeul Lee, pekan ini.
KB Bank mencatat pertumbuhan kredit yang sehat di seluruh segmen usaha. Kredit ritel menjadi motor utama dengan lonjakan 22,68% secara tahunan. Kredit korporasi (wholesale) naik 12,14%, dan kredit ke sektor UMKM tumbuh 3,29%. Secara total, portofolio kredit lancar tumbuh 14,87% year-on-year.
Pertumbuhan kredit yang berkualitas mendorong pendapatan bunga bersih naik menjadi Rp184 miliar, meningkat 11,19% dari tahun sebelumnya. Margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) pun membaik dari 0,94% menjadi 1,09%.
Transformasi juga terlihat pada sisi manajemen risiko. Rasio kredit dengan kualitas rendah atau Loan at Risk (LAR) turun drastis menjadi 23,41% dari sebelumnya 34,33%. Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross juga berhasil ditekan menjadi 9,10% dari 9,92%.
Perbaikan ini mencerminkan efektivitas kebijakan risk management yang lebih disiplin dan selektif dalam penyaluran kredit. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rata-rata NPL perbankan nasional per Februari 2025 tercatat sebesar 2,35%. Meski NPL KB Bank masih di atas rata-rata industri, tren penurunan ini patut dicermati sebagai sinyal positif.
Di sisi pendanaan, KB Bank juga berhasil memperkuat basis likuiditas. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 10,86% secara tahunan menjadi Rp43,83 triliun. Yang menarik, pertumbuhan terbesar datang dari dana murah (Current Account and Saving Account/CASA) yang melonjak 16,83% dari Rp10,60 triliun menjadi Rp12,38 triliun. Ini menunjukkan kepercayaan nasabah yang semakin menguat, sekaligus efisiensi biaya dana yang makin terjaga.
Transformasi yang dijalankan KB Bank mencakup digitalisasi sistem, efisiensi operasional, dan reorientasi portofolio kredit. Tahun lalu, KB Bank sukses bermigrasi ke sistem perbankan generasi terbaru (Next Generation Banking System/NGBS) yang disebut-sebut mampu meningkatkan kecepatan layanan dan akurasi data transaksi.
Analis keuangan dari CLSA Indonesia, dalam riset terbarunya, menyebut bahwa konsistensi KB Bank dalam memperbaiki struktur keuangan menjadi alasan utama investor mulai melirik kembali saham BBKP yang sempat terkoreksi dalam pada 2023-2024.
Meski pencapaian ini patut diapresiasi, tantangan masih membayangi. NPL yang relatif tinggi menunjukkan bahwa bank ini belum sepenuhnya keluar dari tekanan masa lalu. Selain itu, intensitas persaingan perbankan digital di Indonesia kian ketat, menuntut KB Bank untuk terus berinovasi dan memperkuat proposisi nilai.
Namun, arah transformasi dan hasil kuartal pertama 2025 memberikan sinyal kuat bahwa bank ini mulai kembali ke jalur yang tepat. ■