Fokus pada sektor prospektif, kredit Bank Mandiri tumbuh 16,5% di awal tahun

- 3 Mei 2025 - 07:17

Bank Mandiri mengawali 2025 dengan performa impresif, mencatat pertumbuhan kredit sebesar 16,5% YoY hingga Maret. Fokus pada sektor-sektor prospektif, perluasan ekosistem wholesale, serta penguatan UMKM mendorong pencapaian solid. Dengan manajemen risiko yang ketat, Bank Mandiri mempertahankan kualitas aset di tengah ekspansi bisnis.


Fokus utama:

  1. Pertumbuhan kredit yang merata dan kuat di semua segmen dan wilayah
  2. Komitmen pada inklusi keuangan dan penguatan sektor UMKM
  3. Pengelolaan risiko yang cermat mendukung ekspansi berkelanjutan

Bank Mandiri membuka tahun 2025 dengan performa kokoh. Perusahaan perbankan pelat merah ini mencatatkan pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 16,5% secara tahunan (year-on-year/YoY) hingga Maret, menembus Rp1.672 triliun. Strategi ekspansi yang menyasar sektor-sektor produktif dan penguatan ekosistem wholesale menjadi pendorong utama capaian tersebut.

“Sebagai bagian dari BUMN, Bank Mandiri memiliki peran strategis dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Kami berkomitmen menjaga kinerja tetap sehat, memperluas kolaborasi, dan mengoptimalkan ekspansi bisnis di seluruh wilayah,” tegas Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, saat Paparan Kinerja Triwulan I 2025 di Jakarta, pekan ini.

Bank Mandiri tampak tidak sekadar mengejar volume kredit, tetapi juga menjaga kualitas pertumbuhan. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tetap terkendali di angka 1,01%, membaik dibanding tahun lalu. Cost of Credit (CoC) pun turun ke 0,71%, dari sebelumnya 0,99%. Artinya, ekspansi bisnis dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan pengendalian risiko yang kuat.

“Penguatan manajemen risiko menjadi fondasi utama kami untuk memastikan pertumbuhan Bank Mandiri tetap berkelanjutan dalam jangka panjang,” ujar Darmawan.

Dalam strategi penyaluran kredit, Bank Mandiri tidak bermain aman. Perusahaan fokus pada sektor yang memiliki daya tahan tinggi dan potensi jangka panjang, seperti konstruksi, energi, makanan dan minuman, serta sektor padat karya lainnya. Kredit corporate naik 20% YoY menjadi Rp608 triliun, sedangkan kredit commercial melonjak 21,4% YoY menjadi Rp296 triliun.

Lebih jauh, Bank Mandiri menunjukkan komitmen kuat terhadap penguatan ekonomi kerakyatan. Kredit kepada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tumbuh signifikan, naik Rp11 triliun secara tahunan menjadi Rp136 triliun.

Pertumbuhan ini tersebar merata secara geografis. “Selama kuartal pertama 2025, pertumbuhan Bank Mandiri tersebar merata di seluruh wilayah tanah air dan juga mencatatkan pertumbuhan kredit dan DPK di atas rata-rata pertumbuhan industri,” kata Darmawan.

Tidak hanya memperbesar kredit, Bank Mandiri juga gencar memperkuat infrastruktur layanan digital. Akselerasi transformasi digital menjadi kunci dalam memperluas akses layanan keuangan ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk wilayah-wilayah yang selama ini kurang terjangkau.

Upaya ini sejalan dengan partisipasi aktif Bank Mandiri dalam berbagai program pemerintah, termasuk inklusi keuangan dan pembiayaan berkelanjutan. Kolaborasi dengan mitra strategis terus diperluas untuk mendukung pemerataan ekonomi nasional.

“Sinergi dengan berbagai mitra serta partisipasi dalam program pemerintah menjadi langkah strategis kami,” ujar Darmawan.

Langkah ekspansi yang agresif namun hati-hati menjadikan Bank Mandiri tetap stabil di tengah dinamika global yang belum sepenuhnya pulih. Pengetatan likuiditas global, fluktuasi nilai tukar, dan ketegangan geopolitik masih menjadi tantangan utama sektor keuangan.

Namun Bank Mandiri cukup siap. Rasio cakupan NPL (NPL coverage ratio) yang mencapai 299% menunjukkan ketahanan modal yang kuat dalam menghadapi risiko kredit. Ini menjadi sinyal bahwa Bank Mandiri bukan hanya tumbuh, tetapi juga siap menghadapi guncangan ekonomi jangka menengah.

Laporan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2025 menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit perbankan secara industri hanya mencapai sekitar 10,4% YoY. Artinya, kinerja Bank Mandiri berada jauh di atas rata-rata industri. Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), industri mencatat pertumbuhan 7,2%, sementara Bank Mandiri menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi, meski belum dirinci.

Kinerja Mandiri ini juga mendapat perhatian dari pasar. Saham BMRI tercatat mengalami kenaikan sebesar 3,4% sepanjang April 2025, mencerminkan respons positif investor terhadap fundamental yang solid. ■

Comments are closed.