Laba Allo Bank tumbuh tipis, raih Rp112,54 miliar pada kuartal I 2025

- 2 Mei 2025 - 11:14

Allo Bank Indonesia (Kode bursa: BBHI) membukukan laba bersih senilai Rp112,54 miliar pada kuartal pertama 2025, mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,94% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di tengah tantangan ekonomi makro, bank digital ini terus menunjukkan kinerja kompetitif dengan jumlah nasabah yang terus berkembang, yang kini mencapai 12 juta per April 2025.


Fokus utama:

  1. Allo Bank berhasil mempertahankan kinerja yang stabil meskipun menghadapi tantangan ekonomi. Laba bersih kuartal I 2025 tercatat Rp112,54 miliar, meningkat 0,94% dibandingkan tahun lalu. Pendapatan bunga bersih tumbuh signifikan sebesar 18,62%, mencapai Rp312,11 miliar, didorong oleh penyaluran kredit yang semakin berkembang.
  2. Bank yang dimiliki oleh Chairul Tanjung ini mencatatkan pertumbuhan aset 4,10% dibandingkan tahun lalu, mencapai Rp13,26 triliun. Namun, rasio kredit bermasalah (NPL) menunjukkan kenaikan, dengan NPL gross naik menjadi 1,45% dari sebelumnya 0,39%, dan NPL net menjadi 0,51% dari 0,24%.
  3. Dalam menjalankan strategi bisnisnya, Allo Bank akan mengoptimalkan model bisnis hibrida yang menggabungkan segmen ritel dan wholesale, berfokus pada aktivitas berbasis digital dan integrasi dengan ekosistem mitra. Hal ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dan optimal sepanjang tahun 2025.

Bank digital PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp112,54 miliar pada kuartal pertama tahun 2025. Angka ini mencerminkan pertumbuhan yang tipis, yakni sebesar 0,94% secara tahunan (yoy) dibandingkan dengan laba bersih kuartal I/2024 yang tercatat sebesar Rp111,49 miliar.

Indra Utoyo, Direktur Utama Allo Bank, mengungkapkan, “Di tengah kondisi makroekonomi yang penuh tantangan, kami sangat bersyukur bahwa Allo Bank mampu mencatatkan pertumbuhan yang kompetitif dan berkelanjutan, dengan jumlah nasabah yang terus meningkat hingga 12 juta pada April 2025.”

Pendapatan bunga bersih bank yang dimiliki oleh Chairul Tanjung ini juga mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan bunga bersih Allo Bank meningkat sebesar 18,62% yoy, dari Rp263,12 miliar pada kuartal I/2024 menjadi Rp312,11 miliar pada kuartal I/2025. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan penyaluran kredit yang mencapai Rp6,95 triliun pada Maret 2025, tumbuh sebesar 1,71% dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, di sisi lain, rasio kredit bermasalah (NPL) gross bank ini meningkat cukup tajam. NPL gross tercatat naik menjadi 1,45% pada kuartal I/2025, lebih tinggi dibandingkan dengan 0,39% pada kuartal pertama tahun 2024. NPL net pun mengalami kenaikan dari 0,24% menjadi 0,51%. Meski demikian, Allo Bank tetap mempertahankan posisi yang sehat dengan total aset yang tumbuh 4,10% menjadi Rp13,26 triliun.

Tantangan dalam mengelola dana pihak ketiga (DPK) juga terlihat jelas, dengan penurunan 6,74% yoy pada DPK yang tercatat menjadi Rp4,95 triliun pada Maret 2025. Deposito Allo Bank, misalnya, turun signifikan hingga 13,5% menjadi Rp4,07 triliun.

Meski menghadapi tantangan yang tak sedikit, Allo Bank tetap optimis menjalani tahun 2025 dengan menjalankan model bisnis hibrida. Indra Utoyo menegaskan, “Kami akan mengutamakan aktivitas berbasis digital [digital first] dan integrasi layanan finansial dengan ekosistem mitra [ecosystem first] dalam rangka menjalankan bisnis bank.”

Dalam model bisnis hibrid ini, Allo Bank berencana untuk mengintegrasikan layanan perbankan ritel dengan segmen wholesale, yang memungkinkan bank untuk lebih fleksibel dalam beradaptasi dengan kebutuhan pasar. Pendekatan ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan yang lebih optimal dan berkelanjutan di masa depan.

Allo Bank juga terus memperbaiki margin bunga bersihnya, yang tercatat meningkat dari 8,97% pada kuartal pertama 2024 menjadi 9,88% pada kuartal pertama 2025, sebuah indikasi bahwa bank ini berhasil mempertahankan kinerja keuangannya di tengah ketidakpastian ekonomi. ■

Comments are closed.