
PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) berhasil mencatatkan laba bersih pertama pada tahun 2024 setelah bertransformasi menjadi bank digital pada tahun 2020, dengan menekan rasio BOPO di bawah 100% dan menurunkan NPL menjadi 3,5%.
Poin utama:
- BNC berhasil membukukan laba bersih pertama pada 2024 setelah beralih menjadi bank digital pada 2020. Keberhasilan ini didorong oleh efisiensi operasional yang signifikan, tercermin dari rasio BOPO yang turun di bawah 100% dan pengelolaan biaya operasional yang lebih ketat.
- BNC menerapkan strategi selektif dalam penyaluran kredit dan meningkatkan sistem risk credit scoring untuk menjaga kualitas debitur, terutama di segmen konsumer. Upaya ini berhasil menurunkan rasio NPL menjadi 3,5%, memperkuat stabilitas keuangan bank.
- Memasuki 2025, BNC menargetkan pertumbuhan kredit 12%-15% dengan fokus pada peningkatan dana murah (CASA) untuk menekan biaya dana. Selain itu, ekspansi ke segmen UMKM, penguatan ekosistem fintech, dan pengembangan fitur inovatif seperti investasi dan asuransi akan menjadi kunci untuk menghadapi persaingan di industri bank digital.
Perkembangan teknologi telah mengubah lanskap industri perbankan secara signifikan. Bank-bank konvensional dituntut untuk beradaptasi dengan cepat agar tetap relevan dan kompetitif. Salah satu contoh sukses transformasi ini adalah PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC), yang berhasil mencatatkan laba bersih pertamanya pada tahun 2024 setelah beralih menjadi bank digital pada tahun 2020.
Perjalanan BNC bertransformasi menjadi bank digital dimulai dengan langkah berani mengubah model bisnisnya dari bank konvensional menjadi bank digital penuh. Transformasi ini tidak hanya melibatkan perubahan teknologi, tetapi juga budaya kerja dan pendekatan terhadap nasabah.
BNC fokus pada pengembangan aplikasi perbankan yang user-friendly, menawarkan berbagai fitur seperti tabungan digital, deposito online, dan layanan pembayaran yang terintegrasi. Langkah ini sejalan dengan tren perbankan digital di Indonesia, di mana banyak bank mulai serius memberikan layanan secara digital untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas jangkauan pasar.
Kinerja keuangan 2024
Tahun 2024 menjadi titik balik bagi BNC. Setelah mengalami kerugian sebesar Rp573,18 miliar pada tahun 2023, BNC berhasil membukukan laba bersih pada tahun 2024. Salah satu faktor kunci keberhasilan ini adalah penurunan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari 112,27% pada tahun 2023 menjadi di bawah 100% pada tahun 2024.
Selain itu, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) juga berhasil diturunkan menjadi sekitar 3,5%, turun sekitar 20 basis poin dari tahun sebelumnya. Pencapaian ini menunjukkan peningkatan efisiensi operasional dan manajemen risiko yang lebih baik.
Dalam upaya meningkatkan kualitas aset, BNC menerapkan pendekatan selektif dalam penyaluran kredit. Bank ini fokus pada peningkatan profil risiko dan kualitas debitur, terutama di segmen konsumer. Selain itu, BNC juga mulai mendiversifikasi portofolio kreditnya ke segmen komersial untuk mencapai pertumbuhan yang lebih seimbang. Pendekatan ini sejalan dengan tren di industri perbankan digital, di mana bank-bank digital mulai fokus pada penyaluran kredit secara langsung atau direct loan untuk meningkatkan profitabilitas.
Direktur Bisnis PT Bank Neo Commerce Tbk. Aditya Windarwo bilang, kinerja BNC sampai akhir tahun 2024 cukup memuaskan hingga berhasil kantongi laba bersih.
“Ya, kalau untuk profit memang saya bisa bilang kita sudah Alhamdulillah membukukan full profit sepanjang tahun 2024. nanti masih menunggu hasil audit. Profitnya tipis tapi double digit,” katanya saat Group Interview Media BNC di Jakarta, Selasa (11/2).
Hingga posisi November 2024, BNC berhasil mencatatkan laba sebesar Rp11,20 miliar. Hal ini merupakan hasil dari berbagai upaya strategi BNC dalam meningkatkan efisiensi operasional bisnis perbankan pada tahun 2024. Aplikasi neobank saat ini melayani 27 juta pengguna di seluruh Indonesia.
Menurut dia, salah satu strategi BNC di tahun 2024 dalam menekan rasio NPL adalah dengan melakukan beberapa inisiatif untuk mengontrol profil risiko dari para debiturnya hingga risk credit scoring. “Kalau bank yang memang fokusnya di kredit konsumer, pasti akan berjuang dengan NPL. Nah, kami mencoba beberapa inisiatif untuk mengatakan secara risk profile, secara risk scoring dan juga meningkatkan kualitas dari debitur kami, terutama di segmen konsumen,” katanya.
Rencana bisnis 2025
Memasuki tahun 2025, BNC menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 12%-15%. Setelah melewati tahun politik, BNC akan memantau arah kebijakan pemerintah dan regulator untuk menyesuaikan strategi bisnisnya.
Selain itu, BNC berencana untuk meningkatkan dana murah (Current Account Saving Account/CASA) guna menekan biaya dana (cost of fund). Strategi ini penting mengingat persaingan di industri bank digital yang semakin ketat, dengan banyak bank berlomba-lomba menggaet nasabah melalui berbagai insentif dan promosi.
Transformasi digital yang dilakukan BNC membuahkan hasil positif dengan berhasil mencatatkan laba bersih pertamanya pada tahun 2024. Dengan strategi yang tepat dalam penyaluran kredit, pengelolaan risiko, dan efisiensi operasional, BNC siap menghadapi tantangan di industri perbankan digital yang semakin kompetitif.
Sebab, BNC punya cukup modal untuk bersaing di ranah bank digital. BNC memiliki aplikasi Neo+ dengan fitur yang menarik, seperti transfer gratis dan suku bunga tinggi, BNC tidak memiliki beban operasional seperti bank konvensional dengan banyak cabang, Akulaku sebagai pemegang saham utama bisa memberikan akses ke ekosistem fintech yang kuat, dan basis nasabahnya terus meningkat, terutama dari generasi milenial dan Gen Z. Inilah beberapa faktor yang akan menjadi kekuatan BNC.
Peluang di depan yang bisa dijadikan revenue stream pun tak kalah banyak lantaran masyarakat yang semakin terbiasa dengan layanan keuangan digital. BNC bisa memperkuat kemitraan dengan e-commerce, dompet digital, atau layanan P2P lending. Ekspansi ke segmen UMKM juga bisa dijajaki dengan menawarkan produk pinjaman yang lebih kompetitif. Atau pengembangan fitur baru aplikasinya dengan inovasi seperti investasi, asuransi, dan kartu kredit digital yang bisa meningkatkan loyalitas pengguna.
Secara keseluruhan, BNC memiliki potensi besar sebagai bank digital, tetapi harus mengatasi tantangan profitabilitas, persaingan, dan keamanan data untuk bisa bertahan dan berkembang lebih jauh.
Ke depan, fokus pada inovasi produk dan layanan, serta adaptasi terhadap perubahan regulasi dan kebutuhan nasabah, akan menjadi kunci keberhasilan BNC dalam mempertahankan momentum pertumbuhannya. ■