
Kemacetan panjang di Jakarta tidak hanya mengganggu mobilitas tetapi juga menimbulkan dampak serius pada kesehatan mental masyarakat. Data global dan nasional menunjukkan peningkatan gangguan kesehatan mental yang diperparah oleh stres akibat kemacetan, tekanan ekonomi, dan informasi negatif. Platform pemeriksaan mental mandiri gratis dari AXA hadir sebagai solusi awal untuk deteksi dan pengelolaan stres dan gangguan mental, memberikan akses mudah bagi masyarakat agar lebih sadar dan sigap menjaga kesehatan mentalnya.
Fokus utama:
- Dampak Kemacetan terhadap Kesehatan Mental: Kemacetan di Jakarta menyebabkan stres berlebihan yang berpotensi memicu gangguan mental serius.
- Inovasi Pemeriksaan Mental Mandiri Gratis: AXA meluncurkan platform digital Mind Health Self-Check sebagai langkah awal penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengelolaan kesehatan mental.
- Data Global dan Lokal yang Memperkuat Pentingnya Kesadaran Mental: Survei AXA-IPSOS menunjukkan sepertiga populasi dunia mengalami gangguan mental, dengan 52% kaum muda terdampak negatif media sosial.
Kemacetan panjang yang menghantui ibu kota hingga menggandakan waktu tempuh perjalanan bukan sekadar soal waktu dan kesabaran, tetapi ancaman nyata bagi kesehatan mental warga. Studi dan riset terbaru mengungkap, tekanan akibat kemacetan berkorelasi kuat dengan peningkatan stres, kecemasan, dan gangguan mental yang kini menjadi perhatian dunia.
Di tengah dinamika tersebut, AXA menghadirkan solusi inovatif berupa platform pemeriksaan kesehatan mental mandiri bernama Mind Health Self-Check yang dapat diakses secara gratis dan mudah melalui https://mindhealthselfcheck.axa.com/. Platform ini membuka kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan deteksi dini gangguan mental tanpa stigma dan tanpa biaya.
“AXA dan AXA Mandiri mengajak karyawan dan masyarakat membuat perbedaan dengan mengukur kesehatan mental mereka secara mandiri melalui platform ini. Lingkungan kerja yang dikelilingi kesehatan mental yang terjaga akan membuat karyawan dan masyarakat lebih maksimal dalam meraih cita-citanya,” ujar Handojo G. Kusuma, Presiden Direktur AXA Mandiri, di Jakarta, akhir pekan ini.

Riset dari World Health Organization (WHO) memperkirakan stres akibat kemacetan di perkotaan besar berkontribusi pada peningkatan gangguan kesehatan mental hingga 20%. Di Indonesia, meski data terperinci belum banyak, lonjakan cuti sakit akibat alasan kesehatan mental hingga 27% pada 2024 (naik 4% dibanding tahun sebelumnya menurut AXA) menjadi alarm nyata bahwa kondisi ini sudah mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas warga.
Mengantisipasi tren gangguan kesehatan mental yang kian meningkat, AXA sejak November 2024 meluncurkan platform pemeriksaan mandiri Mind Health Self-Check. Tersedia dalam 10 bahasa dan di 13 negara, platform ini memungkinkan pengguna menjawab serangkaian pertanyaan singkat yang mencakup gaya hidup, keterampilan mengelola stres, dan kondisi mental terkini.
Hasil pemeriksaan kemudian memberikan gambaran diagnosis awal sekaligus rekomendasi pengelolaan kesehatan mental yang praktis. Dengan durasi kurang dari 10 menit, platform ini dirancang untuk menghilangkan hambatan stigma dan akses mahal yang sering jadi penghalang masyarakat mencari bantuan profesional.
Survei AXA bersama IPSOS yang melibatkan 17.000 responden di 16 negara mengungkap fakta mengkhawatirkan: 32% populasi dunia saat ini hidup dengan gangguan kesehatan mental. Terlebih, 52% responden kelompok usia muda menyatakan bahwa penggunaan media sosial dan digitalisasi justru memperburuk kondisi mental mereka.
Tiga faktor utama yang memengaruhi kesehatan mental adalah ketidakstabilan finansial, ketidakpastian global, serta konsumsi berita negatif yang masif. Kondisi ini berimbas pada peningkatan cuti sakit dengan alasan gangguan mental yang terus naik signifikan setiap tahun.
Di Indonesia, di tengah pertumbuhan ekonomi yang berfluktuasi dan pandemi yang meninggalkan bekas trauma, perhatian terhadap kesehatan mental masih harus diperkuat. Ketersediaan akses diagnosis dan terapi mental yang mudah, murah, dan stigma-free seperti yang ditawarkan AXA menjadi krusial bagi peningkatan kualitas hidup.
Meski data global menunjukkan tantangan besar, langkah preventif seperti platform digital dapat menjadi pintu masuk revolusi kesehatan mental di Indonesia. Namun, tantangan sosial seperti stigma dan kesadaran rendah masih menjadi penghambat utama.
Psikolog dan akademisi menyarankan agar pemerintah dan sektor swasta memperkuat kampanye edukasi kesehatan mental dan menambah fasilitas layanan yang terjangkau. Sebab, menurut WHO, setiap US$1 yang diinvestasikan untuk pengobatan gangguan mental dapat menghasilkan pengembalian ekonomi hingga US$4 dalam bentuk produktivitas.
Kemacetan Jakarta bukan hanya soal kehilangan waktu dan energi, melainkan ancaman nyata bagi kesehatan mental masyarakat. Kesadaran dan deteksi dini melalui inovasi digital seperti Mind Health Self-Check adalah langkah awal yang sangat diperlukan untuk mengatasi beban psikologis yang tersembunyi di balik kemacetan. ■
Digionary:
●,Mind Health Self-Check: Platform digital untuk pemeriksaan kesehatan mental mandiri yang dikembangkan oleh AXA.
● Stigma: Pandangan negatif atau diskriminatif terhadap seseorang atau kelompok tertentu, khususnya yang mengalami gangguan mental.
● IPSOS: Perusahaan riset pasar global yang melakukan survei dan analisis data sosial dan ekonomi.