Miliarder dunia berburu properti mewah di Singapura, ada Ray Dalio dan istri Jack Ma!

- 3 Juni 2025 - 15:25

Properti mewah kelas atas di Singapura semakin menjadi primadona bagi para miliarder dan keluarga kaya raya global. Dengan kondisi ekonomi dunia yang tidak pasti dan nilai tukar dolar AS yang melemah, banyak dari mereka beralih ke pasar properti Singapura sebagai tempat investasi aman dan pelindung kekayaan jangka panjang. Dari pendiri restoran hotpot Haidilao hingga keluarga Jack Ma dan Ray Dalio, nama-nama besar itu bersaing memborong rumah mewah bernilai delapan digit dolar Singapura, terutama Good Class Bungalows (GCB) yang sangat langka dan eksklusif.


Fokus utama:

  1. Properti Singapura sebagai surga investasi kalangan utra-kaya dunia. Dalam konteks global yang penuh ketidakpastian, properti premium di Singapura semakin diminati sebagai sarana lindung nilai kekayaan.
  2. Tokoh ternama seperti Sean Shi (pendiri Haidilao), keluarga Jack Ma, istri Forrest Li (Sea Group), serta miliarder global Ray Dalio, secara agresif mengakuisisi properti mewah di Singapura.
  3. Dinamika pasar Good Class Bungalows (GCB)
    GCB, dengan hanya sekitar 2.700 unit di Singapura, menjadi simbol status dan stabilitas investasi yang dicari oleh para pembeli kelas atas.

Singapura kembali menegaskan posisinya sebagai pusat keuangan dan kekayaan dunia ketika properti kelas atas di negara ini diburu oleh miliarder dan keluarga ultra-kaya dari berbagai penjuru dunia. Di tengah merosotnya dolar AS dan ketidakpastian pasar global, mereka berbondong-bondong memborong properti mewah bernilai puluhan juta dolar Singapura, dengan Good Class Bungalows (GCB) sebagai primadona utama.

Menurut Julian Yip, Managing Director Realstar Premier, lonjakan pembelian properti ini tidak hanya didorong oleh miliarder tradisional, tetapi juga mulai menjalar ke kalangan investor kripto yang mencari aset stabil di tengah volatilitas pasar digital. Steve Tay, Executive Director Steve Tay Real Estate, menegaskan bahwa GCB adalah aset langka yang dianggap sebagai “hedge” jangka panjang untuk melindungi kekayaan dari guncangan pasar.

Pendiri Haidilao International, Sean Shi, tercatat membeli GCB di Cluny Hill pada 2022 dengan harga sekitar S$50 juta, lebih murah dari harga pasar yang diperkirakan mencapai S$3.000 hingga S$4.000 per kaki persegi. Properti tersebut terletak dekat dengan kediaman Zhang Yong, pendiri Haidilao lainnya, yang menunjukkan kecenderungan kelompok industri untuk mengonsolidasikan aset mereka di kawasan elit yang berdekatan dengan Singapura Botanic Gardens.

Sementara itu, Zhang Ying, istri Jack Ma, memborong tiga ruko berdampingan di Tanjong Pagar dengan nilai transaksi antara S$45 juta hingga S$50 juta pada 2024. Ia juga diyakini memiliki GCB di kawasan Astrid Park dengan nilai lebih dari S$80 juta. Jack Ma sendiri sedang mengembangkan bungalow mewah dengan fasilitas lengkap di Victoria Park GCB, sebuah indikasi ambisi investasi jangka panjang keluarga Alibaba di Singapura.

Selain itu, istri Forrest Li, pemilik Sea Group, membeli bungalow kedua di Gallop Road senilai S$42,5 juta pada 2024. Lokasi ini dikenal sangat eksklusif dan dekat dengan kawasan hijau Singapura yang prestisius. Keluarga Wee, pewaris konglomerat perbankan UOB, juga aktif mengakuisisi mansion senilai puluhan juta dolar Singapura, termasuk properti di Ford Avenue dan Holland Road, yang menunjukkan diversifikasi kekayaan dalam portofolio real estate.

Menariknya, Zhu Su, salah satu pendiri dana crypto Three Arrows Capital yang bangkrut, membeli GCB di Yarwood Avenue seharga S$48,8 juta pada Maret 2022, tepat sebelum keruntuhan 3AC yang mengguncang pasar kripto global. Properti ini bahkan sempat difungsikan sebagai urban farm yang dikelola oleh perusahaan yang didirikan oleh istri Zhu Su, Evelyn Tao. Kasus ini menandai bagaimana sebagian investor kripto masih melihat properti mewah sebagai “safe haven” di tengah badai pasar aset digital.

Menurut laporan Urban Redevelopment Authority (URA) Singapura, transaksi properti mewah di negara ini meningkat sekitar 15% selama dua tahun terakhir, dengan nilai rata-rata transaksi GCB menembus angka S$40 juta ke atas. Permintaan yang tinggi ini didorong oleh kebijakan pemerintah Singapura yang aktif menarik keluarga ultra-berkaya melalui insentif pajak dan kemudahan perizinan investasi.

Sedangkan dari data Wealth-X 2024, Singapura berada di peringkat ketiga dunia sebagai pusat konsentrasi miliarder dengan lebih dari 800 miliarder yang tercatat memiliki aset di kota ini, di bawah New York dan Beijing. Tren ini diperkirakan akan berlanjut, mengingat stabilitas politik dan ekonomi Singapura yang tetap kokoh dibandingkan negara lain.

Meski permintaan tinggi dan harga melambung, para analis juga mengingatkan risiko gelembung properti mewah di Singapura. Jonathan Wong, analis real estate dari DBS Bank kepada Businesstimes.com menyatakan, “Pasar properti mewah memang menarik, tapi investor harus waspada terhadap perubahan regulasi dan kemungkinan koreksi pasar jika kondisi global memburuk.” Sementara itu, pemerintah Singapura terus mengatur ketat agar kepemilikan properti oleh non-warga negara tidak menggangu pasar lokal dan menjaga keterjangkauan hunian bagi warga. ■


Digionary:

● Good Class Bungalow (GCB): Jenis rumah mewah dan eksklusif di Singapura yang jumlahnya terbatas, biasanya berdiri di atas lahan luas dan hanya diperuntukkan bagi warga tertentu.
● Hedge: Strategi investasi untuk melindungi nilai kekayaan dari risiko kerugian akibat volatilitas pasar.
● Urban farm: Pertanian yang dilakukan di area perkotaan, seringkali menggunakan teknologi modern untuk produksi makanan lokal.
● Family office: Kantor pengelola kekayaan pribadi dari keluarga sangat kaya yang mengelola investasi dan aset keluarga.
● Leasehold: Hak pakai atas properti selama jangka waktu tertentu, berbeda dengan kepemilikan bebas (freehold).
● Private trust: Bentuk pengelolaan aset di bawah perjanjian hukum yang menjaga privasi dan mengelola kekayaan keluarga atau individu.
● Wealth hub: Pusat keuangan atau lokasi strategis yang menarik bagi individu kaya untuk menempatkan aset dan investasi mereka.
● Crypto fund: Dana investasi yang fokus pada aset kripto dan blockchain.
● Price per square foot (psf): Harga properti per kaki persegi, ukuran umum untuk menilai nilai real estate.
● Non-resident envoy: Perwakilan diplomatik yang tidak tinggal permanen di negara yang ditugaskan.
● Market correction: Penyesuaian harga pasar setelah periode kenaikan yang terlalu cepat atau tidak wajar.

Comments are closed.