
Survei terbaru GOBankingRates mengungkap bahwa 34% warga Amerika menganggap memiliki lebih dari US$500.000 dalam tabungan dan investasi sebagai syarat untuk merasa aman secara finansial. Namun, para ahli menekankan bahwa jumlah tersebut belum cukup untuk pensiun yang nyaman.
Fokus utama:
- Mayoritas warga Amerika kini menetapkan standar kekayaan yang lebih tinggi, mencerminkan ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang meningkat.
- Meskipun memiliki US$500.000 dalam tabungan, jumlah tersebut menghasilkan hanya sekitar US$20.000 per tahun, yang belum mencukupi untuk kebutuhan hidup dasar.
- Generasi Z menunjukkan keyakinan tinggi untuk mencapai status jutawan, berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih pesimis terhadap masa depan finansial mereka.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang terus meningkat, persepsi masyarakat Amerika terhadap apa yang disebut “kaya” mengalami perubahan signifikan. Survei terbaru dari GOBankingRates mengungkap bahwa lebih dari sepertiga (34%) warga Amerika percaya bahwa memiliki lebih dari US$500.000 dalam tabungan dan investasi diperlukan untuk merasa aman secara finansial.
Namun, para ahli keuangan memperingatkan bahwa jumlah tersebut mungkin belum cukup untuk menjamin pensiun yang nyaman. Tyler Rayman, Associate Manajemen Kekayaan di Greenleaf Trust, menyatakan, “Portofolio sebesar itu, dengan asumsi tingkat penarikan tahunan 4%, hanya akan menghasilkan sekitar US$20.000 per tahun—jumlah yang sering kali tidak mencukupi untuk menutupi biaya hidup dasar.”
Sementara itu, John Gillet, CEO dan pendiri Gillet Agency, menambahkan bahwa memiliki US$1 juta adalah target yang solid untuk pensiun yang aman. “Dengan jumlah ini, berbagai strategi keuangan dapat digunakan untuk memastikan tingkat pendapatan yang memadai selama masa pensiun, terutama jika dikombinasikan dengan tidak adanya utang besar dan manfaat Jaminan Sosial yang baik,” katanya.
Menariknya, Generasi Z menunjukkan optimisme yang tinggi terhadap masa depan finansial mereka. Mereka adalah generasi yang paling yakin akan mencapai status jutawan dalam hidup mereka, berbeda dengan Generasi X dan Baby Boomers yang lebih pesimis.
Namun, definisi “kaya” tidak hanya terbatas pada angka. Survei oleh Fidelity Investments menunjukkan bahwa 71% responden mendefinisikan kekayaan sebagai tidak perlu hidup dari gaji ke gaji, sementara 57% mengaitkannya dengan kemampuan untuk bepergian dan berlibur, dan 56% dengan kemampuan untuk mewariskan harta.
Dengan meningkatnya biaya hidup dan ketidakpastian ekonomi, penting bagi individu untuk merencanakan keuangan mereka dengan bijak. Memiliki pendapatan yang stabil, utang yang dapat dikelola, dan tabungan yang memadai untuk menghadapi keadaan darurat serta mendukung pensiun adalah kunci untuk mencapai keamanan finansial. â–
Foto: MarketWatch.com