Startup asuransi digital SalingJaga bawa inovasi syariah Indonesia mendunia

- 9 Juni 2025 - 17:01

Startup asuransi syariah digital asal Indonesia, SalingJaga, mencuri perhatian dunia dengan model bisnis inklusif yang mampu menjangkau jutaan masyarakat. Penghargaan internasional di ajang InsureTech Connect (ITC) Asia InsurTech Awards 2025 di Singapura menjadi bukti nyata bahwa inovasi lokal kini mampu bersaing di panggung global. Lebih dari 200.000 anggota telah merasakan manfaat asuransi jiwa syariah digital dari SalingJaga, menunjukkan potensi besar pasar insurtech Indonesia yang terus berkembang.


Fokus utama:

  1. Model bisnis unik dan inklusif SalingJaga sebagai solusi asuransi syariah digital yang merangkul seluruh lapisan masyarakat.
  2. Pengakuan dan penghargaan global di ajang ITC Asia InsurTech Awards 2025 sebagai tonggak prestasi startup Indonesia.
  3. Peran insurtech dalam meningkatkan literasi dan penetrasi asuransi di Indonesia, khususnya di kalangan masyarakat yang selama ini belum tersentuh asuransi.

Inovasi dalam industri asuransi syariah digital Indonesia semakin mendapat tempat di kancah global. Startup Insurtech SalingJaga berhasil meraih penghargaan bergengsi dalam ajang InsureTech Connect (ITC) Asia InsurTech Awards 2025 yang dihelat di Singapura. Pengakuan ini bukan sekadar penghargaan, melainkan penegasan bahwa model bisnis inklusif dan berbasis digital mampu menjawab kebutuhan pasar Indonesia yang besar namun selama ini kurang terlayani secara optimal.

SalingJaga mengusung konsep asuransi syariah yang unik dan inklusif, menjangkau segmen masyarakat yang sebelumnya belum familiar atau belum pernah ikut asuransi. “Kami bersyukur atas penghargaan ini dan bangga bisa membawa semangat inovasi asuransi syariah Indonesia ke panggung global. Apresiasi dari industri insurtech global menjadi penyemangat bagi kami untuk terus berinovasi,” kata Bryan Silfanus, CEO SalingJaga.

Sejak meluncurkan produk asuransi jiwa digital pertamanya, SalingJaga Keluarga, pada awal 2024, perusahaan ini telah menggaet lebih dari 200.000 anggota. Mayoritas dari mereka adalah pengguna baru asuransi jiwa, yang menunjukkan keberhasilan startup ini dalam memperluas inklusi asuransi di Indonesia. Ini menjadi capaian penting mengingat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penetrasi asuransi jiwa di Indonesia baru mencapai sekitar 4,5% dari total populasi pada 2024 — jauh di bawah rata-rata global yang mencapai 7-8%.

Dalam konteks industri global, InsureTech Connect (ITC) Asia adalah salah satu ajang bergengsi yang menghimpun pelaku teknologi asuransi dari seluruh dunia, termasuk investor, pakar industri, dan inovator. Menurut Tricia Wong, Direktur ITC Asia, “Setiap tahun kami terus mencari insurtech baru yang berpotensial untuk tampil di ajang ini. Kami mengundang SalingJaga untuk ikut berkompetisi di panggung internasional, bertemu dengan kolaborator, investor, dan partner potensial. Kami ucapkan selamat untuk kemenangan atas inovasi dan solusi yang dihadirkan oleh SalingJaga untuk Indonesia.”

Pertumbuhan insurtech di Indonesia sendiri kian pesat, didorong oleh tingginya penetrasi internet, penggunaan smartphone yang meluas, dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan finansial. Berdasarkan data dari Google Indonesia dan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), jumlah pengguna fintech di Tanah Air melonjak lebih dari 25% per tahun, dan sektor insurtech menjadi salah satu segmen yang paling cepat berkembang.

Namun, tantangan terbesar adalah literasi asuransi yang masih rendah. Survei OJK 2024 mengungkapkan bahwa hanya sekitar 15% masyarakat yang memahami produk asuransi dengan baik. Hal ini membuka peluang besar bagi startup seperti SalingJaga untuk memberikan edukasi sekaligus produk yang mudah diakses dan dipahami.

Model bisnis SalingJaga yang berbasis digital dan prinsip syariah dianggap berhasil mengatasi hambatan tersebut. Sistemnya yang transparan dan berbagi risiko secara adil sesuai syariah Islam, membuat produk ini tidak hanya menarik bagi masyarakat Muslim, tetapi juga bagi segmen yang menginginkan model asuransi yang etis dan berkeadilan. Model inklusif SalingJaga juga menggunakan teknologi AI untuk penilaian risiko yang lebih cepat dan personalisasi produk, sehingga mengurangi biaya operasional dan premi.

Dari sisi pasar, Indonesia adalah salah satu pasar insurtech terbesar di Asia Tenggara dengan potensi nilai premi mencapai US$ 4 miliar pada 2025, menurut laporan Google-Temasek Digital Economy 2024. SalingJaga berada di posisi strategis untuk memimpin segmen asuransi syariah digital yang diperkirakan akan tumbuh dua digit setiap tahunnya.

Pengakuan internasional ini juga membuka peluang bagi SalingJaga untuk memperluas kolaborasi dengan pemain global, memperkuat ekosistem insurtech di Indonesia, dan mendorong percepatan inklusi asuransi yang selama ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan industri.

“Insurtech bukan hanya soal teknologi, tapi bagaimana teknologi bisa membawa keadilan dan kemudahan akses bagi masyarakat yang selama ini tidak tersentuh asuransi,” kata Bryan Silfanus. “Penghargaan ini menjadi bukti bahwa kami berada di jalur yang benar. ■


Digionary:

● Insurtech: Singkatan dari insurance technology, yaitu penerapan teknologi untuk inovasi di sektor asuransi.
● Asuransi Syariah: Produk asuransi yang dijalankan sesuai prinsip syariah Islam, mengedepankan keadilan, transparansi, dan larangan riba.
● Inklusi Keuangan: Usaha membuka akses layanan keuangan bagi masyarakat yang belum terlayani atau kurang terlayani.
●,Penetrasi Asuransi: Persentase populasi yang memiliki produk asuransi.
● ITC Asia: InsureTech Connect Asia, konferensi dan ajang penghargaan insurtech terbesar di kawasan Asia.
●,Digitalisasi Asuransi: Penggunaan teknologi digital untuk mempermudah layanan dan produk asuransi.
● AI (Artificial Intelligence): Teknologi kecerdasan buatan yang digunakan untuk analisis data dan otomatisasi proses.

Comments are closed.