Igloo luncurkan platform AI untuk modernisasi industri asuransi Asia Tenggara

- 4 Juni 2025 - 16:11

Igloo, perusahaan insurtech terkemuka di Asia Tenggara, memperkenalkan Igloo Tech Solutions—platform digital berbasis AI yang dirancang untuk merevolusi operasional asuransi. Dengan fitur seperti AI Claims Agent dan AI Fraud Detection, solusi ini bertujuan meningkatkan efisiensi, mengurangi penipuan, dan memperluas distribusi asuransi secara digital.


Fokus utama:

  1. Igloo Tech Solutions menawarkan rangkaian alat digital untuk modernisasi operasional asuransi, termasuk distribusi, klaim, dan administrasi.
  2. Fitur AI seperti AI Claims Agent dan AI Fraud Detection dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses klaim serta mendeteksi penipuan.
  3. Lebih dari 75 perusahaan asuransi dan mitra bisnis telah mengadopsi teknologi Igloo, menunjukkan penerimaan yang kuat di pasar regional.

Di tengah desakan modernisasi industri asuransi yang makin cepat, Igloo hadir dengan gebrakan baru lewat peluncuran Igloo Tech Solutions. Langkah ini bukan sekadar perluasan produk, melainkan sebuah lompatan strategis yang menggabungkan keahlian produk dan teknologi teruji untuk menjawab kebutuhan krusial transformasi digital di Asia Tenggara.

Sebagai pemimpin insurtech regional, Igloo menyajikan rangkaian solusi digital komprehensif yang mencakup seluruh rantai nilai asuransi: mulai dari platform distribusi (Igloo Partner), optimalisasi jaringan agen (Igloo Agent), hingga layanan pelanggan langsung (Igloo Consumer), termasuk modul inti untuk klaim dan administrasi.

Laporan McKinsey Global Insurance 2025 menegaskan tren generative AI sebagai pemicu utama modernisasi di sektor asuransi global. Generative AI tidak sekadar meningkatkan efisiensi, melainkan juga mengubah cara produk asuransi didesain, dihargai, dan didistribusikan. Di Indonesia, penetrasi generative AI telah mencapai 51% institusi keuangan, termasuk bank dan fintech, menandai akselerasi teknologi yang mengguncang industri keuangan.

Namun, realita di lapangan menunjukkan perusahaan asuransi di Asia Pasifik masih mengalokasikan hanya 2–3% dari Gross Written Premiums (GWP) mereka untuk teknologi, angka yang dinilai Raunak Mehta, Co-Founder dan CEO Igloo, sangat rendah. “Ini menciptakan kesenjangan digital yang besar. Peningkatan kapabilitas digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan,” ujarnya.

Igloo memanfaatkan teknologi AI untuk mengatasi tantangan utama operasional asuransi: klaim dan fraud. Modul AI Claims Agent memungkinkan pengguna mengajukan klaim melalui chat interaktif, mengunggah dokumen dalam hitungan menit, dan menerima keputusan klaim instan lengkap dengan penjelasan. Otomatisasi ini mengurangi beban kerja staf klaim dan mempercepat layanan.

Sementara itu, AI Fraud Detection mengintegrasikan Optical Character Recognition (OCR) dan Large Language Models (LLM) untuk menilai parameter klaim secara cerdas. Modul ini otomatis melaporkan potensi fraud kepada tim investigasi, mengurangi risiko kerugian finansial dan memperkuat integritas proses klaim.

Raunak Mehta menambahkan, “Tak ada yang lebih siap daripada Igloo untuk memaksimalkan potensi AI dalam proses pembelian, penjualan, dan pengelolaan asuransi. Kami memahami tantangan pelaku industri secara mendalam dan terus berinovasi agar solusi kami unggul dan tak tertandingi.”

Teknologi Igloo telah diadopsi oleh lebih dari 75 perusahaan dan merek di Asia Tenggara, termasuk sektor fintech, e-commerce, logistik, dan telekomunikasi.

● MSIG Vietnam memanfaatkan Igloo Agent untuk memperkuat jaringan agen sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.
● Kredivo (Indonesia) mengintegrasikan Igloo Consumer dalam aplikasi marketplace asuransinya, memperluas akses ke produk asuransi digital.
● TrueMoney menggunakan solusi ini untuk memperluas distribusi asuransi dalam ekosistem digitalnya.
● Perusahaan asuransi di Singapura memakai Igloo Partner untuk mempercepat klaim dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
●,BIMA di Kamboja mengadopsi platform ini untuk memasukkan produk asuransi ke toko ritel mitranya.

Perluasan Igloo Tech Solutions di kawasan berpotensi mendorong ekosistem asuransi yang lebih inklusif dan terbuka, menjangkau segmen masyarakat yang selama ini sulit tersentuh. Menurut data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), penetrasi asuransi di Indonesia masih di kisaran 3,7% dari total penduduk, jauh di bawah rata-rata global sekitar 7–8%. Solusi digital dengan kemampuan AI diyakini mampu mempersempit kesenjangan ini.

Meski demikian, tantangan utama tetap ada, mulai dari regulasi yang harus mengikuti inovasi teknologi, perlindungan data nasabah, hingga kesiapan sumber daya manusia di industri. Pemerintah dan pelaku industri perlu sinergi untuk memastikan transformasi digital berlangsung aman, efektif, dan berkelanjutan. ■


Digionary:

● Insurtech: Singkatan dari insurance technology, yaitu penerapan teknologi digital untuk mengubah model bisnis dan operasi di industri asuransi.
● Generative AI: Teknologi kecerdasan buatan yang dapat menghasilkan konten baru, seperti teks, gambar, atau suara, berdasarkan data yang telah dipelajari.
●,Gross Written Premiums (GWP): Total premi asuransi yang diterima oleh perusahaan sebelum dikurangi biaya dan klaim.
●,No-code platform: Platform pengembangan aplikasi yang memungkinkan pembuatan aplikasi tanpa perlu menulis kode secara manual.
● OCR (Optical Character Recognition): Teknologi yang mengubah gambar teks menjadi data digital yang dapat dibaca mesin.
● LLM (Large Language Model): Model kecerdasan buatan yang dilatih pada data teks besar untuk memahami dan memproses bahasa manusia.
● Embedded Insurance: Produk asuransi yang ditawarkan langsung di dalam proses pembelian produk atau layanan lain, seperti e-commerce atau transportasi.

Comments are closed.