Harga Bitcoin melonjak! Meta akan perkenalkan stablecoin bagi lebih dari 3 miliar penggunanya

- 12 Mei 2025 - 14:09

Meta sedang menjajaki kemitraan dengan perusahaan crypto untuk memperkenalkan stablecoin, mengikuti lonjakan harga Bitcoin yang tajam. Proyek ini merupakan upaya Meta untuk kembali mengincar pasar cryptocurrency setelah kegagalannya dengan proyek Libra-Diem pada 2019. Dengan ketatnya persaingan dan dukungan dari tokoh seperti Donald Trump, pasar stablecoin semakin berkembang pesat.


Fokus utama:

  1. Meta berencana untuk memperkenalkan stablecoin bagi lebih dari 3 miliar penggunanya.
  2. Bitcoin dan crypto meraih momentum baru, memicu ramalan harga yang semakin optimis.
  3. Persaingan di pasar stablecoin semakin ketat, dengan pemain besar seperti Tether, PayPal, dan Bank of America masuk ke dalam pasar.

Meta, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp, tengah menjajaki kemitraan dengan perusahaan crypto untuk memperkenalkan stablecoin sebagai cara baru dalam mengelola pembayaran. Hal ini terungkap setelah kebangkitan harga Bitcoin yang pesat dan pengumuman mengejutkan dari Presiden AS, Donald Trump, yang memicu ramalan bullish mengenai masa depan crypto.

Pada bulan ini, harga Bitcoin melonjak tajam melebihi US$100.000 per koin, meningkat 30% dibandingkan dengan penurunan harga yang tercatat pada bulan April lalu. Lonjakan harga ini memicu prediksi harga Bitcoin yang semakin optimis, dengan beberapa analis memperkirakan Bitcoin bisa menyalip kapitalisasi pasar emas yang mencapai US$20 triliun.

Namun, sorotan terbaru datang dari Meta. Menurut laporan Fortune yang mengutip sumber anonim, Meta sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan crypto untuk meluncurkan stablecoin, sebuah bentuk cryptocurrency yang nilainya dipatok pada dolar AS, sebagai solusi untuk pengelolaan pembayaran. Meta menolak memberikan komentar terkait laporan ini.

Langkah ini datang setelah kegagalan Meta pada tahun 2019 dengan proyek Libra-Diem yang terhenti karena protes dari regulator global. Namun, pasar stablecoin yang dipatok dengan dolar AS, seperti Tether (USDT), kini berkembang pesat. Tether, yang menguasai pangsa pasar stablecoin dengan kapitalisasi mencapai US$150 miliar, melaporkan laba sebesar US$13 miliar tahun lalu. Kesuksesan ini memicu perusahaan besar seperti PayPal dan Bank of America untuk mulai mengembangkan stablecoin mereka sendiri.

Sementara itu, Trump yang selama ini mendukung Bitcoin dan crypto, berencana untuk memperkenalkan undang-undang baru yang dapat memperkenalkan stablecoin ke dalam sistem keuangan tradisional, semakin memperkuat dinamika pasar ini. Meta, yang sebelumnya terpuruk dalam upaya untuk mengubah sistem keuangan global, kini ingin memanfaatkan peluang baru dalam pasar yang sedang berkembang ini.

Meta Siap Jembatani Pembayaran Internasional dengan Stablecoin

Meta kali ini menunjukkan keseriusannya dalam mengatasi masalah yang sering dihadapi oleh para kreator konten, terutama di negara berkembang. Banyak dari mereka mengalami kendala dalam menerima pembayaran lintas negara—mulai dari biaya transfer yang tinggi, proses yang lambat, hingga akses terbatas ke sistem keuangan tradisional. Di sinilah stablecoin dapat menawarkan solusi yang efektif.

Berbeda dengan pendekatan sebelumnya yang mencoba membangun stablecoin sendiri melalui proyek Libra-Diem yang gagal, kini Meta memilih pendekatan yang lebih bijak. Alih-alih mendominasi pasar, Meta berencana untuk berkolaborasi dengan teknologi yang sudah ada, menjembatani kebutuhan pengguna tanpa harus menguasai pasar. Pendekatan yang lebih fleksibel dan humble ini menunjukkan perubahan sikap yang lebih terbuka terhadap pasar.

Mark Zuckerberg, CEO Meta, dalam wawancara dengan Fortune, mengungkapkan, “Tentu lebih menyenangkan jika Anda mengikuti tren lebih awal daripada terlambat. Ada banyak hal yang kami ikuti terlambat, dan kami harus berjuang keras untuk kembali ke permainan, yang menurut saya kami juga cukup ahli dalam hal itu.” Pernyataan ini seolah menjadi pengakuan bahwa langkah Meta tidak selalu sempurna. Namun, kali ini mereka lebih siap mendengarkan kebutuhan pasar daripada sekadar mencoba mendikte arah pasar sendiri.

Meski diskusi mengenai integrasi stablecoin di ekosistem Meta masih berada pada tahap awal, langkah ini menarik perhatian banyak pihak. Banyak yang penasaran sejauh mana Meta akan membawa teknologi ini dan seberapa besar dampaknya terhadap ekosistem pembayaran internasional.

Di sisi lain, regulasi stablecoin di AS masih belum jelas. Beberapa rancangan undang-undang sempat dibahas, tetapi belum ada keputusan yang mengarah pada pembentukan regulasi yang solid. Namun, jika Meta berhasil menunjukkan bahwa stablecoin dapat menyederhanakan pembayaran internasional, bukan tidak mungkin perusahaan teknologi lainnya akan mengikuti jejaknya. ■

Comments are closed.