Jamie Dimon putuskan JPMorgan ubah haluan soal Bitcoin, bukan lagi “Pet Rock”!

- 22 Mei 2025 - 08:33

Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, yang selama bertahun-tahun dikenal sebagai kritikus keras Bitcoin, mengejutkan dunia keuangan dengan mengumumkan bahwa bank yang ia pimpin akan mengizinkan klien membeli Bitcoin. U-turn dramatis ini bukan hanya mencerminkan perubahan sikap pribadi, tetapi juga menandakan pergeseran strategi bank besar menghadapi era kripto yang tak terhindarkan.


Fokus utama:

  1. Transformasi sikap Jamie Dimon terhadap Bitcoin dan apa yang melatarbelakanginya
  2. Implikasi keputusan JPMorgan bagi industri keuangan global
  3. Konteks politik dan regulasi yang mempercepat adopsi kripto oleh institusi keuangan arus utama

Di dunia keuangan global, nama Jamie Dimon bagaikan institusi. Sejak memegang kendali JPMorgan Chase pada 2005, ia telah memandu bank terbesar di Amerika Serikat melewati krisis keuangan global, pandemi COVID-19, dan era suku bunga ultra-rendah. Namun, langkah yang ia umumkan pada Investor Day JPMorgan, awal pekan ini, terasa seperti klimaks dari drama yang telah berlangsung bertahun-tahun, dimana JPMorgan akan memungkinkan kliennya membeli Bitcoin.

“Kami akan membiarkan Anda membelinya. Kami tidak akan menyimpannya. Tapi akan kami cantumkan dalam laporan keuangan klien,” kata Dimon kepada para investor.

Bagi dunia keuangan, ini bukan sekadar keputusan operasional. Ini adalah turning point. Karena Jamie Dimon bukan orang sembarangan. Ia pernah menyebut Bitcoin “tidak berharga”, menyamakannya dengan “batu peliharaan” (pet rock) alias sesuatu yang tidak ada gunanya juga tak bernilai dan bahkan dalam kesaksiannya di Senat tahun 2023, menyarankan agar pemerintah “menutup Bitcoin” karena dianggap menjadi alat pencucian uang dan kejahatan digital.

Namun kini, sang crypto critic-in-chief ini sekarang justru membuka pintu—walau belum sepenuhnya masuk ruangan.

Di balik putar balik ini, banyak analis melihat adanya tekanan dari pasar. Rival terdekat JPMorgan, Morgan Stanley, sejak Agustus 2024 telah lebih dulu mengizinkan kliennya membeli Bitcoin, diikuti pernyataan CEO-nya Ted Pick yang menjanjikan ekspansi lebih jauh di ruang kripto.

Langkah JPMorgan tak datang begitu saja. Pemerintahan Donald Trump, yang kini kembali menjabat presiden, telah menunjukkan sinyal dukungan terhadap industri kripto. Lingkungan regulasi pun menjadi lebih lunak setelah masa-masa keras di bawah Gary Gensler, mantan Ketua SEC yang dikenal sering meluncurkan gugatan terhadap perusahaan aset digital.

Ketika Trump secara simbolik membeli burger untuk pendukungnya dengan Bitcoin, banyak yang menyadari: kripto bukan lagi pinggiran, melainkan telah menembus pusat politik dan ekonomi.

Dimon, 69 tahun, tahu waktunya tidak banyak. Ia telah berulang kali menyampaikan rencana pensiun dari posisi CEO, meski berencana tetap menjadi chairman JPMorgan untuk beberapa tahun setelahnya. Namun desakan dari analis Wall Street seperti Mike Mayo dari Wells Fargo mendorong Dimon untuk lebih terbuka soal rencana suksesi.

“Kalau saya di sini empat tahun lagi, lalu dua atau tiga tahun lagi sebagai executive chairman — itu waktu yang lama. Itu seperti mewakili sebagian besar nilai sekarang dari dunia,” ujarnya berseloroh di hadapan investor.

Keputusan untuk mengakomodasi Bitcoin bisa jadi bagian dari upaya membentuk warisan. Bukan sebagai penentang inovasi, tapi sebagai arsitek institusi yang mampu beradaptasi. Di tengah gelombang transformasi digital, dari AI hingga blockchain, Dimon tampaknya menyadari: perlawanan membabi buta justru bisa jadi liabilitas terbesar.

Menurut laporan Fidelity Digital Assets, sekitar 58% investor institusional global telah memiliki eksposur ke aset digital pada 2024. Angka itu naik dari 45% pada 2021. Sementara BlackRock, manajer aset terbesar dunia, sudah meluncurkan spot Bitcoin ETF pada awal 2024.

Dengan JPMorgan ikut masuk gelanggang, kredibilitas Bitcoin sebagai aset investasi semakin menguat. Meski belum menyediakan layanan penyimpanan atau perdagangan langsung, hanya mencantumkan kepemilikan dalam laporan keuangan klien sudah cukup untuk mengubah lanskap industri keuangan global. ■

Comments are closed.