Hery Gunardi: “Perang tarif tak berdampak signifikan terhadap kinerja BRI”

- 30 April 2025 - 16:47

Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menegaskan bahwa perang tarif global tidak berdampak signifikan terhadap kinerja BRI karena kuatnya permintaan domestik dan fokus pada pemberdayaan UMKM. Di tengah tekanan eksternal, BRI mencatatkan pertumbuhan kredit yang sehat, laba bersih konsolidasi Rp13,80 triliun, serta peningkatan aset dan cadangan devisa nasional.


Ketika sebagian besar pelaku industri keuangan global waswas terhadap dampak perang dagang yang kembali memanas akibat kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump, BRI justru tampil percaya diri. Menurut Hery Gunardi, BRI tetap berada di jalur pertumbuhan positif, didorong oleh fondasi kuat konsumsi domestik dan fokus pada pemberdayaan UMKM.

“Bisnis BRI sangat bergantung pada permintaan domestik. Jadi, perang tarif tidak berdampak signifikan terhadap kinerja kami,” ujarnya, Rabu (30/4).

Optimisme Hery tak datang tanpa alasan. Ia melihat konsumsi rumah tangga yang tetap tangguh menjadi penopang utama ekonomi Indonesia. Meski daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih ke level prapandemi, sektor UMKM—yang menjadi tulang punggung portofolio kredit BRI—tetap tumbuh stabil.

“Ini memang menjadi tantangan bagi sektor UMKM, tapi sekaligus peluang bagi BRI untuk memperkuat peran sebagai bank yang pro-rakyat,” kata dia.

Dengan strategi penyaluran kredit yang selektif dan fokus pada kualitas, BRI mencatatkan pertumbuhan kredit yang sehat di seluruh segmen, terutama UMKM. Hasilnya, laba bersih konsolidasi BRI Group pada kuartal I/2025 tembus Rp13,80 triliun, dengan total aset naik 5,49% yoy menjadi Rp2.098,23 triliun.

Hery juga menyoroti ketahanan ekonomi Indonesia yang tercermin dari cadangan devisa yang meningkat menjadi US$157,1 miliar per akhir Maret 2025. “Ini bukti bahwa fundamental kita tetap kokoh meski tekanan global meningkat,” ujarnya.

Dengan kondisi makro yang relatif stabil dan portofolio kredit yang berkualitas, BRI diyakini tetap tangguh menghadapi tekanan eksternal, termasuk ketegangan geopolitik dan volatilitas pasar global.

Hery bersama jajaran direksi lainnya—Mucharom (Manajemen Risiko), Akhmad Purwakajaya (Micro Banking), dan Aquarius Rudianto (Network & Retail Funding)—telah mendapatkan restu dari OJK usai diangkat dalam RUPST Maret lalu. Formasi ini diyakini akan memperkuat arah strategis BRI ke depan.

Dalam dinamika global yang serba cepat dan menantang, kepemimpinan Hery mencerminkan semangat bahwa kekuatan ekonomi nasional sesungguhnya terletak pada pemberdayaan akar rumput—dan BRI, dengan semangat inklusif, berada di garis depan perjuangan ini. ■

Comments are closed.